Selasa, 14 Juli 2009

ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DI MAN 2 PURWOKERTO (ABDUL ZEN; LULUSAN 2007)



BAB I
PENDAHULUAN

Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat karunia-Nya. Semoga salawat dan salam dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membimbing kita ke jalan yang diridhoi-Nya.
Alhamdulillah, berkat kesungguhan penyusun kini makalah tentang Bimbingan dan Konseling di MAN 2 Purwokerto dapat diselesaikan dengan tidak begitu banyak kendala yang berarti. Makalah ini membahas tentang profile MAN 2 Purwokerto, Bimbingan dan Konselingnya dan analisisnya.
Penyusun menyadari masih banyak kesalahan dalam makalah ini, untuk itu kritik dan saran penyusun harapkan dari pembaca. Makalah ini disusun dan diajukan guna memenuhi tugas Akhir Semester maka Kuliah Bimbingan dan Konseling dengan dosen pengampu Kholil Lur Rohman, M, Si. Semoga Makalah ini bemanfaat adanya. Amin.

BAB II
TUGAS AKHIR SEMESTER
BIMBINGAN DAN KONSELING DI MAN 2 PURWOKERTO

1. GAMBARAN MAN 2 PURWOKERTO
Kota Purwokerto adalah kota Satria, di kota ini ada sebuah sekolah yang memiliki tiga kali fungsi sekaligus, fungsi sebagai Sekolah Umum, Sekolah Agama dan Sekolah Kejuruan. Dikatakan demikian, karena MAN 2 Purwokerto. MAN 2 Purwokerto adalah sebuah sekolah yang terletak di Jalan Jendral Soedirman No. 791 Berkoh, Purwokerto Utara Banyumas. MAN mempuyai Visi “Unggul dalam Prestasi, Terampil dalam Bekerja, Taat dalam Beribadah”. Luasnya dari MAN 2 Purwokerto kurang lebih sekitar 3 hetare, memang cukup luas untuk sebuah MAN. MAN 2 Purwokerto berdampingan dengan MTs Model Purwokerto, yang letaknya persis di sebelah selatan MAN 2 Purwokerto. MAN 2 Purwokerto memiliki berbagai fasilitas yang cukup lengkap, memadai dan sesuai dengan standar pendidikan sehingga selalu mendapat Akreditasi A. Fasilitas-fasilitas tersebut adalah Sebagai berikut :
a. Lapangan Sepakbola yang luas yang terletak di belakang MAN 2,
b. 2 Lapangan Volly,
c. Memiliki Lapangan Basket,
d. Memiliki Lapangan tenis,
e. Memilik Mushala tingkat 2,
f. Memiliki Laboratorium,
g. Ruang Multimedia yang memadai,
h. Ruang Komputer yang sudah terhubung dengan internet lewat jaringan LAN (lokal Area Network),
i. Aula yang cukup luas dan nyaman,
j. Taman yang hijau dan asri karena disekeliling MAN 2 ditanami dengan pohon-pohon,
k. Memiliki Perpustakaan yang tergolong besar untuk sekelas MAN dengan koleksi buku yang memadai serta selalu ada penambahan buku secara berkala sehingga dapat memenuhi kebutuhan buku dari siswa-siswi MAN 2 Purwokerto,
l. Memiliki Ruang Workshop-workshop yaitu
• Workshop Mebeler yang di dalamnya berisi peralatan-peralatan untuk pertukangan kayu seperti serabut kayu, pemotong kayu, Alat-alat kayu dan lain-lain yang menunjang untuk proses pembelajaran bagi siswa-siswi yang mengambil jurusan Keterampilan Workshop,
• Workshop Menjahit,
• Workshop Elektro,
• Workshop Reparasi Komputer Sofware hardware
• Workshop Akuntasi Komputer
• Workshop
• Workshop
m. Memiliki 24 kelas yaitu 8 kelas untuk kelas 1, 6 kelas untuk kelas 2 IPA dan 10 kelas untuk IPS.
n. Lapangan dalam,
o. Ruang OSIS
p. Ruang PMR
q. Ruang KIR
r. Ruang Teater
s. Ruang Pramuka
t. Ruang Peralatan Seni
u. Ruang guru
v. Ruang TU
w. Ruang Kepala Sekolah
x. Asrama
y. Ruang BK atau BP
z. Letaknya di depan jalan besar sehingga memudahkan untuk dijangkau
aa. dll.
MAN 2 Purwokerto dahulunya adalah PGA (perguruan guru agama) kemudan pada tahun 1995 di ganti menjadi MAN 2 Purwokerto. Di katakanan MAN 2 Purwokerto ada MAN lagi yaitu MAN 1 Purwokerto .
MAN 2 Purwokerto juga memiliki beberapa Ektra Kulikuler yaitu :
• Ekstra Kulikuler Sepakbola
• Ekstra Kulikuler Tai Kwon Do
• Ekstra Kulikuler Teater
• Ekstra Kulikuler Volly Ball
• Ektra Kulikuler Mading
• Ekstra Kulikuler KIR (Karya Ilmiah Remaja)
Selain itu MAN 2 Purwokerto memiliki OSIS, Paskibraka dan Pramuka yang selalu aktif setiap tahunnya.
MAN 2 Purwokerto juga telah meraih sederetan prestasi yang cukup gemilang di antaranya adalah:
• Juara 1 Olimpiade Matematika Tingkat Propinsi tahun 2003-2005.
• Juara 2 Olimpiade Biologi Tingkat Propinsi tahun 2003 dan Juara 2 tahun 2004.
• Juara 1 Badminton pada PORSENI MAN Se-Jateng tahun 2005.
• Sederetan Mendali emas, perak,


2. BIMBINGAN DAN KONSELING DI MAN 2 PURWOKERTO

Di MAN 2 Purwokerto mempunyai layanan BK yang bertempat di ruang BK sebelah selatan perpustakaan MAN 2 Purwokerto. Layanan Bimbingan konseling ini dilakukan karena kebutuhan akan bimbingan adalah hal yang universal, tidak terbatas pada masa anak dan masa remaja. Bimbingan terdapat di mana-mana pada setiap umur perkembangan anak dan manusia dewasa.
Bimbingan sangat diperlukan dalam mengadakan pilihan-pilihan dan penyesuaian atau memecahkan persoalan-persolan yang dihadapi oleh manusia. Bimbingan harus merupakan suatu proses yang terus menerus selama hidup bagi mereka yang membutuhkan pertolongan. Tetapi kebutuhan pertolongan akan tampak jelas pasa masa-masa ketika mereka membutuhkan pertolongan semaca itu ketika kebiasaan-kebiasaan, sikap, dan cita-cita sedang tumbuh dan berkembang serta sedang mengalami banyak perubahan dalam diri pribadinya, seperti pada masa remaja. Bimbingan yang diberikan masa-msa selanjutnya akan menambah kemampuan anak memilih aktivitas dalam bidang pekerjaan, kemasyarakatan, dan pendidikan secara bijaksana pada masa remajadan masa dewasa. Bimbingan preventif MAN 2 Purwokerto diharapkan akan mengurangi kebutuhan bimbingan dikemudian hari.
Di MAN 2 Purwokerto memiliki 9 program bimbingan sebagai berikut:
1. Program pengumpulan data siswa yang meliputi identitas pribadi, keadaan keluarga dan lingkungan social serta data psikis. Hal ini dilakukan agar dalam penangangan bimbingan pada siswa dapat dilakukan dengan tepat.
2. Pembertian Informasi dan orientasi, yaitu orientasi kehidupan di MAN 2 Purwokerto dan memberikan informasi tentang tata tertib sekolah, tentang cara-cara belajar serta informasi dan orientasi lingkungan sekitar.
3. Penempatan dan penyaluran yang meliputi kegiatan pembentukan kelompok belajar, pembentukan kelompok ekstra kulikuler, penempatan dalam jurusan yang sesuai penempatan dalam kelas. Hal adalah sesuatu yang rutin dilakukan tiap tahunnya adalah karena di MAN 2 Purwokerto kelas X adalah kelas dimana mereka baru beradaptasi dengan keadaan sekolah yang baru sehingga perlu adanya kelompok belajar agar mereka dapat beradaptasi dengan sekolahnya, serta layanan bimbingan belajar pada kelas XII dimana anak telah pusing ditakut-takuti oleh Ujian akhir Nasional dengan standar yang tinggi sehingga memerlukan bimbingan dan konseling. Lalu di MAN 2 Purwokerto adalah sekolah yang ada keterampilannya dan mulai penjurusan kelas yang khusus pada kelas XI sehingga siswa perlu diberi arahan yang tepat untuk memilih program yang dipilihnya, misalkan, anak yang cukup cerdas dalam ilmu eksak biasanya dimasukan ke kelas IPA yang hanya 3 kelas, jika anak nilai kelas X tinggi pada ilmu social maka dimasukan ke IPS. Di MAN 2 Purwokerto pada umumnya ada kelas IPS dan IPA akan tetapi ada IPS kertrampilan dan IPS Ketrampilan, program kertampilannya pun ada 7 macam sehingga anak bingung harus milih program ketrampilan mana. Oleh karena itu BK disana membimbinga anak untuk memilih program yang tetap untuk ia ambil , biasanya program ketrampilan diberikan kepada anak yang berminat dan berlatar belakang miskin sehingga apabila setelah lulus tidak kuliah maka dapat langsung memanfaatkan ketrampilannya itu seperti menjahit, pertukangan, elektro, merakit computer, computer akuntasi dan lain-lain.
4. Bantuan Koseling, Bantuan ini diberikan kepada anak-anak yang membutuhkan bantuan konseling. Layanan selalu buka di ruang BP/BP MAN 2 Purwokerto tiap hari pada jam-jam istirahat atau pada si anak membutuhkan bisa konfirmasi. Sistem layanan Bimbingan konseling di MAN 2 Purwokerto bekerjasama dengan guru kelas. Guru kelas juga berperan sebagai guru pemberi layanan bimbingan dan konseling. Metode yang dipakai tiap kelas pun bervariasi. misalnya ada yang menggunakan metode buku catatan pribadi sehari-hari. Jadi siswa disuruh mempunyai sebuah buku kecil yang tiap hari di tuliskan tentang masalah-masalahnya baik tentang kesulitan-belajar, masalah orang tua, masalah teman atau semua masalah yang dihadapi siswa. Kemudian diserahkan kepada guru kelas setiap 1 minggu sekali untuk dibaca masalah-masalah siswanya dan memberi catatan-catatan saran pada siswa di buku tersebut. Biasanya jika masalah yang dihadapi oleh siswa dianggap cukup besar maka guru kelas mendekati siswa tersebut dan mengkonfirmasikannya ke BK disana untuk ditanggulangi lebih lanjut.
5. Bantuan kesulitan belajar, bantuan ini selalu diberikan terutama bagi anak-anak kelas XII yang akan menghadapi UAN. Biasanya BK memberi perintah kepada semua guru yang mengajar di kelas XII untuk selalu memberi semangat dan memotivasi serta memberi arahan kepada siswa terkait dengan strategi belajar untuk menghadapi ujian akhir nasional, serta biasanya kelas XII dikarantina selama beberapa hari. Misal siswa kelas XII pada semester ke-2 dikarantina selama 7 hari dimana disini mereka di gemleng untuk belajar mata pelajan yang di UAN-kan serta diberi motivasi dan bimbingan belajar dan juga mengadakan renungan malam seperti shalat tahajud bersama dan lain-lain. Ternyata metode ini cukup ampuh, dengan karantina ini siswa terkesan dan ingat terus masa-masa karantina dengan teman-temannya serta lebih mantap dalam menghadapi UAN.
6. Pertemuan-pertemuan staf yang meliputi : pertemuan insidental, pertemuan rutin, dan pertemuan kasus. Pertemuan insidental dilakukan pada waktu yang tidak ditentukan yaitu saat tertentu perlu adanya pertemuan. Pertemuan rutin adalah pertempuan rutin dari staf-staf yang ada di MAN 2 Purwokerto untuk membahas tentang keadaan siswa dan bimbingan konseling bagi siswa. Sedangkan pertemuan kasus adalah pertemuan yang dilakukan apabila siswa ada yang melakukan kasus tertentu misalkan ada siswa yang hamil diluar nikah maka ada pertemuan antara BK, guru kelas dan WAKA Kesiswaaan untuk membahas masalah ini.
7. Pelatihan atau penalaran petugas bimbingan dan guru-guru. Jadi guru-guru kelas dan BK mendapat pelatihan seperti diklat-diklat bagi mereka tentang bimbingan dan konseling bagi siswa SMA.
8. Hubungan masyarakat yang dapat terdiri atas kegiatan-kegiatan :
a. Mengadakan diskusi dengan staf BP, guru-guru, dan orang-tua siswa tentang masalah bimbingan.
b. Memberikan laporan kegiatan bimbingan kepada kepala sekolah,
c. Ikut aktif dalam pertemuan orang-tua dan rapat guru. Biasanya setiap satu semester sekali diadakan pertemuan dengan wali murid untuk membahas tentang masalah-masalah siswa agar bekerjasama memecahkan masalah tersebut serta memberi penyuluhan kepada wali murid.
d. Mengadakan publikasi tentang kegiatan bimbingan melalui berbaai media kepada guru, orang-tua siswa dan masyarakat.
e. Mengadakan kerjasama dengan sekolah lain dalam rangka peningkatan program bimbingan.
f. Konsultasi dengan orang tua. Hal ini biasa sering dilakukan pada siswa yang melanggar peraturan dimana pelangarannya telah mencapai point tertentu. Di MAN 2 Purwokerto membuat peraturan dengan sistem point sehingga jika anak melangar maka pointnya sekian dan sangsinya sekian, misal, poin tidak hadir tanpa keterangan 10 point, merokok 15 point, tidak memakai atribut 5 point dll, dan jika point 100 maka siswa diperingatkan, 120 siswa orang tua dipanggil, dan apabila sudah 130 point maka siswa dipindahkan.
g. Kunjungan rumah, Kungjungan rumah biasanya dilakukan diantaranya jika siswa sakit lama kemudian guru kelas dan BK menjenguk dan memberi bimbingan konseling atau jika orang tua siswa meninggal dunia maka OSIS menaik uang sumbangan kepada anak se-MAN 2 Purwokerto lalu datang melayat dan memberikan uang tersebut bersama BK sekaligus memberikan bimbingan dan konseling atau BK berkunjung langsung ke rumah siswa pada hal-hal tertentu.
9. Usaha-usaha penilaian dan tindak lanjut.
Pada umumnya problem siswa yang di MAN 2 Purwokerto yang sering ditangani adalah problem social masa remaja yang dapat dibagi dua golongan: Problem umum, yang dihadapi anak sejak masa lalu, dan problem khusus, yang dihadapi anak pada masa remaja. Seoran remaja harus menyesuaikan diri dengan norma-norma social dan budayanya. Ia akan menemukan situasi baruyang lebih kompleks daripada situasi yang telah dialami pada masa kanak-kanak. Problem social mereka pada umumnya adalah :
1. Pengenalan dan penemuan diri sendiri/orang lain,
2. Pengenalan dan penemuan norma-norma social,
3. Hubungan dengan jenis kelamin lain,
4. Penyesuaian terhadap :
• kelompok sebaya
• sekolah
• keluarga
• masyarakat
Namun kekurangan dari Bimbingan dan Konseling di MAN 2 Purwokerto adalah Bimbingan dan Konseling atau BK di sana hanya terkesan layanan untuk anak-anak yang nakal saja, sehingga layanan bimbingan belajar yang langsung ke BK tidak berjalan. Padahal idealnya BK bukan hanya mengurusi anak-anak yang nakal atau terkena sanksi pelanggaran saja akan tetapi semua siswa yang membutuhkan. Praktik dari bimbingan dan konseling di MAN 2 Purwokerto yang langsung membimbing ke siswa-siswinya adalah bimbingan yang diberikan oleh wali kelas dari masing-masing kelas. Itu pun kalau wali kelasnya tidak kiler atau peduli dengan kelasnya padahal tidak sedikit wali kelas yang tidak peduli dengan atau kurang perhatian terhadap kebutuhan bimbingan dan konseling siswa.
Waka Kesiswaan adalah orang yang paling berperan dalam mengurusi Siswa di MAN 2 Purwokerto, jika Waka Kesiswaan Killer maka siswa juga akan merasakan tekanan-tekanan dan cenderung takut kepada Wakes, akan tetapi jika Wakes baik dan merakyat dengan siswa maka siswa akan senang dan tentram. Wakes dan BK adalah 2 komponen yang paling berpengaruh dalam pemberian bimbingan dan konseling terutama kepada anak-anak yang melanggar peraturan. Anak-anak yang melanggar peraturan pertama ditangani oleh Wakes baru kemudian diberikan ke BK. Akan tetapi BK di MAN 2 Purwokerto perannya seperti Waka kesiswaan saja yang memberi sangsi terhadap siswa yang melanggar bukan malah memberi bimbingan. Setiap beberapa bulan sekali diadakan pemeriksaan keseluruh kelas yang memeriksan kelengkapan atribut, kuku, rambut dan lain-lain oleh waka dan BK, jika ada yang tidak memakai atribut atau rambut panjang maka langsung dipotong oleh BK, atau menstrap anak sehingga disini terlihat BK sangat Killer.
Apalagi jika ada siswa tidak mengikuti kegiatan pramuka yang diwajibkan bagi kelas X, maka hukuman yang diberikan oleh BP/BK kadang berupa hukuman fisik seperti lari lapangan sepokbola yang sangat luas 20 kali, menyuruh push up, mendenda, bahkan sampai menampar. Saya (penyusun) pun pernah di tampar seperti itu.
Seperti dijelaskan di atas bahwa sanksi dari pelanggaran yang dilakukan siswa memakai sistim point adapun pelanggaran yang sering dilakukan adalah siswa datang terlambat, hal ini sering terjadi dan hampir setiap hari karena gerbang di tutup jam 7 tet, setelah siswa datang jam 7 maka siswa dihukum seperti disuruh membersihakan halaman, ruang guru, atau wc baru jam ke-2 boleh mengikuti pelajaran. Pelanggaran yang sering juga siswa tidak memakai atribut, parker tidak rapi, siswa merokok, bahkan siswa hamil juga kadang ada setiap tahunnya. Sangki yang diberikan untuk yang hamil diluar nikah adalah dikeluarkan karena dianggap memalukan nama sekolah, begitu juga dengan yang mengkonsumsi NARKOBA juga dikelurkan. Namun di MAN Purwokerto bekerja sama dengan Badan Narkotika memberikan penyuluhan-penyuluah tentang bahaya NARKOBA, selain itu juga sering bekerjasama dengan luar untuk memberi penyuluhan seperti penyuluhan HIV dan AIDS, ABORSI, SEK EDUCATION, MOTIVASI dll.


3. ANALISIS BIMBINGAN KONSELING DI MAN 2 PURWOKERTO

Bimbingan dan Konseling di MAN 2 Purwokerto secara teori atau structural sudah bagus akan tetapi dilihat dari fungsi dan peran realnya itu masih jelek hal ini dapat dilihat dengan BK ditakuti oleh para Siswanya dan BK terlihat hanya mengurusi anak-anak yang nakal saja. Seharusnya BK memahami kebutuhan siswanya akan bimbingan dan konseling, sikap BK harus dekat dengan siswanya agar siswa yang bermasalah dengan dirinya, seperti mengeluh dalam belajar, punya masalah pribadi, masalah keluarga tidak takut untuk konsultasi dengan BK. Seharusnya BK di MAN 2 Purwokerto menjadi Mitra siswa, sehingga dengan ini maka fungsi BK dapat efektif
Agar memudahkan melakukan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, BK di MAN 2 Purwokerto hendaknya perlu menggunakan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam memberikan layanan Bimbingan Konseling pada siswa Anda terutama mereka yang mempunyai masalah.
Adapun langkah-langkah tersebut meliputi:
a) Identifikasi Masalah
Pada langkah ini yang harus diperhatikan guru adalah mengenal gejala-gejala awal dari suatu masalah yang dihadapi siswa. Maksud dari gejala awal disini adalah apabila siswa menujukkan tingkah laku berbeda atau menyimpang dari biasanya. Untuk mengetahui gejala awal tidaklah mudah, karena harus dilakukan secara teliti dan hati-hati dengan memperhatikan gejala-gejala yang nampak, kemudian dianalisis dan selanjutnya dievaluasi. Apabila siswa menunjukkan tingkah laku atau hal-hal yang berbeda dari biasanya, maka hal tersebut dapat diidentifikasi sebagai gejala dari suatu masalah yang sedang dialami siswa. Sebagai contoh, Siswa X seorang siswa yang mempunyai prestasi belajar yang bagus, untuk semua mata pelajaran ia memperoleh nilai diatas rata-rata kelas. Dia juga disenangi teman-teman maupun guru karena pandai bergaul, tidak sombong, dan baik hati. Sudah dua bulan ini Siswa X berubah menjadi agak pendiam, prestasi belajarnyapun mulai menurun. Sebagai guru Bimbingan Konseling, ibu Heni mengadakan pertemuan dengan guru untuk mengamati Siswa X. Dari hasil laporan dan pegamatan yang dilakukan oleh beberapa orang guru, ibu Heni kemudian melakukan evaluai berdasarkan masalah Siswa X dengan gejala yang nampak. Selanjutnya dapat diperkirakan jenis dan sifat masalah yang dihadapi Siswa X tersebut. Karena dalam pengamatan terlihat prestasi belajar Siswa X menurun, maka dapat diperkirakan Siswa X sedang mengalmi masalah ” kurang menguasai materi pelajaran “. Perkiraan tersebut dapat dijadikan sebagai acuan langkah selanjutnya yaitu diagnosis.
b) Diagnosis
Pada langkah diagnosis yang dilakukan adalah menetapkan ” masalah ” berdasarkan analisis latar belakang yang menjadi penyebab timbulnya masalah. Dalam langkah ini dilakukan kegiatan pengumpulan data mengenai berbagai hal yang menjadi latar belakang atau yang melatarbelakangi gejala yang muncul. Pada kasus Siswa X, dilakukan pengumpulan informasi dari berbagai pihak. Yaitu dari orang tua, teman dekat, guru dan juga Siswa X sendiri. Dari informasi yang terkumpul, kemudian dilakukan analisis maupun sistesis dan dilanjutkan dengan menelaah keterkaitan informasi latar belakang dengan gejala yang nampak. Dari informasi yang didapat, Siswa X terlihat menjadi pendiam dan prestasi belajamya menurun. Dari informasi keluarga didapat keterangan bahwa kedua orang tua Siswa X telah bercerai. Berdasarkan analisis dan sistesis, kemudian diperkirakan jenis dan bentuk masalah yang ada pada diri Siswa X yaitu karena orang tuanya telah bercerai menyebabkan Siswa X menjadi pendiam dan prestasi belajarnya menurun, maka Siswa X sedang mengalami masalah pribadi.
c) Prognosis
Langkah prognosis ini pembimbing menetapkan alternatif tindakan bantuan yang akan diberikan. Selanjutanya melakukan perencanaan mengenai jenis dan bentuk masalah apa yang sedang dihadapi individu. Seperti rumusan kasus Siswa X, maka diperkirakan Siswa X menghadapi masalah, rendah diri karena orang tua telah bercerai sehingga merasa kurang mendapat perhatian dari mereka. Dari rumusan jenis dan bentuk masalah yang sedang dihadapi Siswa X, maka dibuat alternatif tindakan bantuan, seperti memberikan konseling individu yang bertujuan untuk memperbaiki perasaan kurang diperhatikan, dan rendah diri. Dalam hal ini konselor menawarkan alternatif layanan pada orang tua Siswa X dan juga Siswa X sendiri untuk diberikan konseling. Penawaran tersebut berhubungan dengan kesediaan individu Siswa X sebagai orang yang sedang mempunyai masalah (klien). Dalam menetapkan prognosis, pembimbing perlu memperhatikan: 1) pendekatan yang akan diberikan dilakukan secara perorangan atau kelompok 2) siapa yang akan memberikan bantuan, apakah guru, konselor, dokter atau individu lain yang lebih ahli 3) kapan bantuan akan dilaksanakan, atau hal-hal apa yang perlu dipertimbangkan. Apabila dalam memberi bimbingan guru mengalami kendala, yaitu tidak bisa diselesaikan karena terlalu sulit atau tidak bisa ditangani oleh pembimbing, maka penanganan kasus tersebut perlu dialihkan penyelesainnya kepada orang yang lebih berwenang, seperti dokter, psikiater atau lembaga lainnya. Layanan pemindahtanganan karena masalahnya tidak mampu diselesaikan oleh pembimbing tersebut dinamakan dengan layanan referal. Pada dasarnya bimbingan merupakan proses memberikan bantuan kepada pihak siswa agar ia sebagai pribadi memiliki pemahaman akan diri sendiri dan sekitarnya, yang selanjutnya dapat mengambil keputusan untuk melangkah maju secara optimal guna menolong diri sendiri dalam menghadapi dan memecahkan masalah, dan siswa atau individu yang mempunyai masalah tersebut menetukan alternatif yang sesuai dengan kemampuannya.
d) Pemberian Bantuan
Setelah guru merencanakan pemberian bantuan, maka dilanjutkan dengan merealisasikan langkah-langkah alternatif bentuk bantuan berdasarakn masalah dan latar belakang yang menjadi penyebanya. Langkah pemberian bantuan ini dilaksanakan dengan berbagai pendekatan dan teknik pemberian bantuan. Pada kasus Siswa X telah direncanakan pemberian bantuan secara individual. Pada tahap awal diadakan pendekatan secara pribadi, pembimbing mengajak Siswa X menceritakan masalahnya, mungkin pada awalnya Siswa X akan sangat sulit menceritakan masalahnya, karena masih memiliki perasaan takut atau tidak percaya terhadap pembimbing. Dalam hal ini pembimbing dituntut kesabarannya untuk bisa membuka hati Siswa X agar mau menceritakan masalahnya, dan menyakinkan kepada Siswa X bahwa masalahnya tidak akan diceritakan pada orang lain serta akan dibantu menyelesaikannya. Pemberian bantuan ini dilakukan tidak hanya sekali atau dua kali pertemuan saja, tetapi perlu waktu yang berulang-ulang dan dengan jadwal dan sifat pertemuan yang tidak terikat, kapan Siswa X sebagai individu yang mempunyai masalah mempunyai waktu untuk menceritakan masalahnya dan bersedia diberikan bantuan. Oleh sebab itu seorang pembimbing harus dapat menumbuhkan transferensi yang positif dimana klien mau memproyeksikan perasaan ketergantungannya kepada pembimbing (konselor).
e) Evaluasi dan Tindak Lanjut
Setelah pembimbing dan klien melakukan beberapa kali pertemuan, dan mengumpulkan data dari beberapa individu, maka langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi dan tindak lanjut. Evaluasi dapat dilakukan selama proses pemberian bantuan berlangsung sampai pada akhir pemberian bantuan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik, seperti melalui wawancara, angket, observasi diskusi, dokumentasi dan sebagainya. Dalam kasus Siswa X, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara antara pembimbing dengan Siswa X sendiri, pembimbing dengan orang tua Siswa X, teman dekat atau sahabat Siswa X, dan beberapa orang guru. Observasi juga dilakukan terhadap Siswa X pada jam istirahat, bagaimana Siswa X bergaul dengan temannya, bagaimana teman-temannya memperlakukan Siswa X dan sebagainya. Sedang observasi yang dilakukan baik oleh pembimbing maupun guru, yaitu untuk mengetahui aktivitas Siswa X dalam menerima pelajaran, sikapnya di dalam kelas saat mengikuti pembelajaran. Pembimbing juga berkunjung kerumah Siswa X guna mengetahui kondisi rumah Siswa X sekaligus mewawancarai orang tuanya mengenai sikap Siswa X di rumah Dari beberapa data yang telah tekumpul, kemudian pembimbing mengadakan evaluasi untuk mengetahui sampai sejauh mana upaya pemberian bantuan telah dilaksanakan dan bagaimana hasil dari pemberian bantuan tersebut, bagaimana ketepatan pelaksanaan yang telah diberikan. Dari evaluasi tersebut dapat diambil langkah-langkah selanjutnya; apabila pemberian bantuan kurang berhasil, maka pembimbing dapat merubah tindakan atau mengembangkan bantuan kedalam bentuk yang berbeda.
Seperti di terangkan di atas bahwa siswa disuruh mempunyai sebuah buku kecil yang tiap hari di tuliskan tentang masalah-masalahnya baik tentang kesulitan-belajar, masalah orang tua, masalah teman atau semua masalah yang dihadapi siswa. Kemudian diserahkan kepada guru kelas setiap 1 minggu sekali untuk dibaca masalah-masalah siswanya dan memberi catatan-catatan saran pada siswa di buku tersebut. Biasanya jika masalah yang dihadapi oleh siswa dianggap cukup besar maka guru kelas mendekati siswa tersebut dan mengkonfirmasikannya ke BK disana untuk ditanggulangi lebih lanjut. Saya pikir ini bimbingan yang bagus karena wali kelas dapat memantau keadaan dari siswa-siswanya dengan terus-menerus.
MAN 2 Purwokerto adalah sekolah yang memiliki Jurusan ketrampilan-ketrampilan workshop-workshop yang seperti sekolah SMK. Oleh karena itu, maka dibutuh bimbingan untuk memilih konseling mengarahkan siswa ke jurusan ketrampilan yang dipilihnya, untuk menentukan pekerjaan.
Persons berpendapat bahwa bimbingan perseorangan adalah dasar dari proses dari bimbingan pekerjaan, kendatipun ia tidak meniadakan manfdaat dari proses bimbingan kelompok dalam bentuk pemberian penjelasan tentang bermacam-macam pekerjaan dan tuntunannya serta mendiskusikan masalah umum.
Selain itu, MAN 2 Purwokerto adalah sekolah yang berlandaskan agama Islam. Oleh karena itu perlu adanya bimbingan rohani, atau bimbingan keislaman. Karena manusia hidup betapapun tidak ada yang semupurna dan selalu bahagia. Dalam kehidupannya mungkin saja manusia akan menjumpai berbagai kesulitan dan kesusahan. Oleh karena itulah maka bimbingan dan konseling Islam diperlukan selama hayat masih dikandung badan.
Layanan bimbingan hendaknya disesuaikan dengan tujuan dan sasaran layanan bimbingan serta karakteristik tujuan dan perkembangan siswa dalam aspek pribadi-sosial, pendidikan serta karier. Disamping itu sebaiknya diperhatikan pula kebutuhan siswa dari masing-masing tingkatan kelas.
Namun pengelompokan isi layanan menurut tingkatan kelas, jangan digunakan secara kaku, tetapi harus ditetapkan secara fleksibel. Dengan memperhatikan hal itu, isi layanan bimbingan di MAN 2 Purwokerto untuk setiap kelas adalah sebagai berikut :
a. Kelas X
1. Bimbingan Pribadi-sosial :
a. Memahami ciri-ciri kecakapan diri sendiri (mengenal kekuatan dan kelemahannya).
b. Mendiskusikan cara-cara mengatur kegiatan sehari-hari.
c. Membedakan antara hal-hal yang membantu dan berbahaya bagi kesehatan fisik.
d. Mendiskusikan tanggung jawab siswa di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
e. Menelaah tekanan-tekanan yang dirasakan datang dari kelompok sebaya.
f. Mengetahui bahwa mendengarkan dan berbicara secara tepat/ sopan membantu memecahkan masalah.
g. Memberikan contoh bahwa pengalaman di masa lalu berpengaruh pada tindakan saat ini masa yang akan datang.


2. Bimbingan belajar :
a) Mengembangkan rencana untuk mengatur waktu belajar.
b) Mengembangkan motivasi yang mendorong agar mampu belajar sebaik mungkin.
c) Mempelajari cara-cara belajar yang efektif dan efisien.
d) Menemukan cara-cara menghadapi ulangan/test.
3. Bimbingan karier :
a) Mengetahui dan menelaah pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan diri sendiri.
b) Memperkirakan adanya perbedaan macam-macam karier masa kini dan masa yang akan datang.
c) Menjelaskan bahwa pekerjaan dapat memenuhi kebutuhan hidup.
d) Menelaah bermacam-macam cara untuk melihat kemajuan diri.
b. Kelas XI
1. Bimbingan pribadi-sosial :
a) Mendiskusikan cara seseorang memandang dirinya
b) Memperkirakan perasaan-perasaan dalam berbagai situasi
c) Memberikan informasi tentang cara-cara pencegahan yang berkenaan dengan penyalahgunaan obat-obat terlarang.
d) Mengetahui kebaikan-kebaikan (kualitas positif) dari orang lain yang berbeda latar belakang kebudayaannya
e) Belajar bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari
f) Memahami peran sebagai anggota keluarga (status anak)
g) Mengetahui cara mengatasi konflik dengan orang lain
h) Menjelaskan bahwa memiliki banyak informasi dapat membuat alternatif pemecahan masalah makin baik.
2. Bimbingan belajar :
a) Menilai pentingnya mengatur keseimbangan antara waktu belajar dengan kegiatan ekstra-kurikuler
b) Mengenal dan mencari informasi di luar sekolah yang menunjang pencapaian tujuan belajar.
c) Memahami teknik-teknik belajar dengan menggunakan sumber-sumber baik di dalam maupun di luar sekolah
d) Mempersiapkan diri untuk menghadapi ulangan/test.
3. Bimbingan karier :
a) Menjelaskan adanya kesamaan dan perbedaan peran dalam pekerjaan
b) Mengetahui kebutuhan-kebutuhan secara khusus untuk mencapai kepuasan dalam suatu pekerjaan.
c) Menilai bahwa “meneladani” itu dapat mempengaruhi pemilihan karier (Tokoh Karier).
d) Menggambarkan keterampilan yang dimiliki sekarang untuk digunakan pada masa yang akan datang.
c. Kelas XI
1. Bimbingan pribadi-sosial:
a) Menerima dan menghargai keunikan ciri-ciri kemampuan diri.
b) Menggambarkan nilai-nilai pribadi, yang dipandang penting.
c) Mampu bersikap wajar dalam situasi tertekan.
d) Menghargai kelebihan (hal-hal yang baik) pada orang- orang yang berbeda latar belakang kebudayaannya.
e) Belajar menelaah batas-batas tanggung jawab diri.
f) Mengenal kebiasaan sendiri yang mengganggu dalam membentuk hubungan yang efektif dengan sesama.
g) Menelaah bahwa keterampilan menyelesaikan konflik dapat menunjang kerjasama dalam kelompok
h) Menelaah akibat dan manfaat alternatif sebelum membuat keputusan
i) Memahami pergaulan antarteman sejenis dan lawan jenis.
2. Bimbingan belajar :
a) Mengevaluasi kebiasaan belajar dan merencanakan perubahan bila diperlukan.
b) Merencanakan pendidikan lanjutan setelah tamat MAN 2 Purwokerto.
c) Mempelajari cara-cara belajar yang praktis dan sistimatis.
d) Mempersiapkan diri dalam menghadapi UAN.
3. Bimbingan karier :
a) Menelaah pola-pola karier yang ada dalam diri dan memahami keterbatasannya.
b) Menelaah bahwa pilihan yang dibuat sekarang dapat mempengaruhi kehidupan di masa depan.
c) Menelaah dan mendiskusikan macam-macam karier yang ada pada masa kini.
d) Menelaah keterampilan kemampuan, bakat dan minat sendiri dalam rangka kelanjutan sekolah atau memasuki dunia kerja.


KESIMPULAN


MAN 2 Purwokerto adalah sebuah sekolah yang terletak di Jalan Jendral Soedirman No. 791 Berkoh, Purwokerto Utara Banyumas. MAN mempuyai Visi “Unggul dalam Prestasi, Terampil dalam Bekerja, Taat dalam Beribadah”. Luasnya dari MAN 2 Purwokerto kurang lebih sekitar 3 hetare, memang cukup luas untuk sebuah MAN. MAN 2 Purwokerto berdampingan dengan MTs Model Purwokerto, yang letaknya persis di sebelah selatan MAN 2 Purwokerto. MAN 2 Purwokerto memiliki berbagai fasilitas yang cukup lengkap, memadai dan sesuai dengan standar pendidikan sehingga selalu mendapat Akreditasi A.
Di MAN 2 Purwokerto memiliki 9 program bimbingan sebagai berikut:
a) Program pengumpulan data siswa yang meliputi identitas pribadi, keadaan keluarga dan lingkungan social serta data psikis. Hal ini dilakukan agar dalam penangangan bimbingan pada siswa dapat dilakukan dengan tepat.
b) Pembertian Informasi dan orientasi, yaitu orientasi kehidupan di MAN 2 Purwokerto dan memberikan informasi tentang tata tertib sekolah, tentang cara-cara belajar serta informasi dan orientasi lingkungan sekitar.
c) Penempatan dan penyaluran yang meliputi kegiatan pembentukan kelompok belajar, pembentukan kelompok ekstra kulikuler, penempatan dalam jurusan yang sesuai penempatan dalam kelas.
d) Pertemuan dengan Staf,
e) Bantuan Koseling, Bantuan ini diberikan kepada anak-anak yang membutuhkan bantuan konseling
f) Bantuan kesulitan belajar, bantuan ini selalu diberikan terutama bagi anak-anak kelas XII yang akan menghadapi UAN.
g) Pelatihan atau penalaran petugas bimbingan dan guru-guru
h) Hubungan masyarakat yang dapat terdiri atas kegiatan-kegiatan
i) Usaha-usaha penilaian dan tindak lanjut.

DAFTAR PUSTAKA
Attia Mahmud Hana, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan, Jakarta: Bulan Bintang, 1978.
Anur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta:LPPAI UII Press, 2004.
http://ikapsikologiunissula.blogspot.com/2008/05/program-kegiatan-layanan-bimbingan.html oleh Ikatan Keluarga Alumni Psikologi Unissula
Munasik, Peran Guru dalam Proses Bimbingan Konseling, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003
Yusuf Gunawan, Pengantar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar