Sabtu, 20 Juni 2009

strategi kemerdekaan indonesia (abdul zen)ski

STRATEGI ISLAM
DALAM MENCAPAI MASA KEJAYAAN





Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur
Mata Kuliah : Sejarah Kebudayaan Islam
Dosen Pengampu : Drs. Jonkenedi, M.Pd. I.


Disusun Oleh :
Nama : Desi Winanti
NIM : 082311004



DEPARTEMEN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PURWOKERTO
2009

BAB I
PENDAHULUAN

Umat Islam Indonesia yang secara kuantitas memang mayoritas, telah membuktikan bahwa mereka telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam menentukan filosofi dasar negara Indonesia. Hal ini dapat kita lihat dari perjuangan-perjuangan mereka baik sebelum maupun setelah kemerdekaan Indoneisia terkait denga filosofi dasar negara tersebut.
Di saat umat Islam, bersama dengan pemeluk Kristiani dan agama-agama lain, berjuang membersihkan muka bumi Indonesia dari penjajahan Jepang. Mereka pun harus memikirkan bagaimana persatuan bangsa Indonesia dapat terjaga. Ini berarti perjuangan mereka harus didasarkan pada cita-cita untuk tidak saja melepaskan diri dari tangan penjajah tapi juga harus dapat mewujudkan satu negara bangsa. Tentu hal ini tidak mudah mereka lakukan karena sentivitas politik. Sosial-budaya dan religius sudah selayaknya menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan apapun.
Satu hal lagi yang perlu kita ketahui dengan kontribusi wakil-wakil umat Islam terkait dengan pergulatan mereka dalam memperjuangkan filosofi banga negara Indonesia adalah gabungan mereka dengan para pejuang nasional lainnya di dalam panitia persiapan kemerdekaan Indonesia. Perlu diketahui bahwa di dalam wadah ini perjuangan umat Islam terkait dengan filosofi dasar negara Indonesia terutama umat Islam bagitu gigihnya umat Islam juga sangat gigih dalam perjuangan sila ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sela pertama atau urutan-urutan lainnya.
BAB II
A. PEMBAHASAN
1. Kondisi Bangsa Indonesia
Pada tanggal 1 Maret 1945, pemerintah Jepang meresmikan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Tugas badan ini ialah untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting yang berhubungan segi-segi politik, ekonomi, dan tata pemerintahan, dan lain-lainnya yang membutuhkan dalam usaha pembentukan negara Indonesia merdeka.
Namun demikian, kondisi pada saat sebelumnya kemerdekaan, para pejuang nasional menghindari kepentingan-kepentingan sesaat dan bersifat sentralis. Mereka lebih memfokuskan bagaimana Indonesia bagaimana bisa meraih kemerdekaannya secepatnya. Mereka tidak melalui jalur voting melainkan musyawarah untuk mufakat dalam mengambil keputusan-keputusan walaupun tiu harus ditempuh dengan proses memakan waktu sedikit lama yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana mereka dapat persatuan dan kesatuan sehingga mereka bisa mengusir penjajah dari muka Indonesia dan mendirikan negara banga Indonesia.


2. Perjuangan Umat Islam terhadap Dasar Negara
Sebelum berbicara tentang perjuangan umat Islam terhadap dasar negara Indonesia, adalah perlu menyinggung agama dan negara. Yang pertama adalah bahwa agama dan negara tidak seharusnya dipisahkan karena Islam sebagai agama yang utuh dan komprehensif mencakup satu kehidupan dunia dengan kehidupan dunia lainnya.
Selanjutnya ada teori kedua yaitu bahwa Agama dan Negara seharusnya dipisahkan, dan agama terbatas se bagai urusan pribadi. Tidak ada interfensi agama dalam urusan negara.
Nampaknya bahwa teori kedua di atas berbeda total dan teori yang pertama yang sangat menegaskan tidak adanya pemisahan. Teori kedua ini mengisyaratkan bahwa agama dan negara harus berjalan sendiri-sendiri tidak perlu saling menyapa. Agama menjadi urusan personal, negara harus memikirkan nasibnya sendiri dan tidak boleh bergantung pada ajaran-ajaran nasibnya sendiri dan tidak boleh bergantung pada agama. Agama tidak punya hak untuk mengatur urusan negara.
Sejarah mencatat bahwa seorang Nasionalis Sekuler. Muhammad Yamin menyampaikan pidatonya di dalam pertemuan pertama BPUPKI tanggal 29 Mei 1945. Di dalam pidatonya, dia menawarkan lima prinsip untuk dasar negara-negara Indonesia yang akan di proklamasikan kemerdekaannya beberapa bulan yang akan datang. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut:
1. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Soepono mencatat bahwa pada tanggal 13 Mei 1945, para wakil umat Islam memulai untuk mendirikan satu negara yang berdasarkan Islam. Sementara itu, para Nasionalis sekuler yang dimotori oleh Muhammad Hatta mengusulkan pendirian negara bangsa Indonesia sebagai negara kesatuan yang memisahkan negara dari urusan-urusan keagamaan.


BAB III
• Penjajahan Barat Atas Dunia Islam dan Perjuangan Kemerdekaan Negara-negara Islam
Periode ini memang merupakan akan zaman kebangkitan kembali Islam, setelah mengalami kemunduran di periode pertengtengahan. Pada periode ini mulai bermunculan pemikiran pembaharuan dalam Islam. Gerakan pembaharuan itu paling tidak muncul karena dua hal. Pertama, timbulnya kesadaran di kalangan ulama bahwa banyak ajaran “asing” yang masuk dan diterima sebagai ajaran Islam. Gerakan pembaharuan itu paling tidak muncul karena dua hal. Pertama, timbulny kesadaran dikalangan ulama bahwa banyak ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya seperti. Oleh karena itu, mereka bangkit untuk membersihkan Islam dari ajaran atau paham seperti itu. Gerakan ini dikenal sebagai gerakan reformasi.
A. Renaisans di Eropa
Pada awal kebangkitannya, Eropa menghadapi tantangan yang sangat berat. Di hadapannya masih terdapat kekuatan-kekuatan atau perang Islam yang sulit dikalahkan, terutama kerajaan Usman yang berpusat di Turki. Tidak ada jalan lain, mereka harus menembus lautan yang sebelumnya hanya sebagai dinding yang membatasi mereka.
Mereka melakukan berbagai penelitian tentang rahasia alam. Berusaha menaklukan lautanm, dan menjelajahi benua yang sebelumnya masih diliputi kegelapan.
B. Penjajahan Barat terhadap Dunia Islam di Anak Benua Indonesia di Anak Benua India dan Asia Tenggara
India ketika berada pada masa kemajuan pemerintahan kerajaan Mughal adalah negeri yang kaya dengan hasil pertanian. Asia Tenggara, negeri Islam baru mulai berkembang yang merupakan daerah rempah-rempah terkenal pada masa itu, justru ajang perebutan negara-negara Eropa. Kekuatan Eropa malah lebih awal menancapkan kekuasaannya di Negeri ini. Hal itu mungkin karena disbandingkan dengan Mughal, kerajaan-kerajaan Islam di Asia Tenggara lebih lemah sehingga dengan mudah dapat ditaklukan.
C. Kemunduran Kerajaan Usmani dan Ekspansi Barat ke Timur Tengah
Kemajuan-kemajuan Eropa dalam teknologi militer dan indistri perang membuat kerajaan Usmani menjadi kecil dihadapan Eropa. Akan tetapi, nama besar Turki Usmani masih membuat Eropa Barat segan untuk menyerang atau mengalahkan wilayah-wilayah yang berada dibawah kekuasaan kerajaan Islam ini termasuk daerah-daerah yang berada di Eropa Timur. Namun kekalahan besar kerajaan Usmani dalam menghadapi serangan Eropa di Wina tahun 1983 M membuka mata barat bahwa kerajaan Usmani telah mundur jauh sekali. Sejak inilah kerajaan Usmani berulang kali mendapatkan serangan besar dari barat.
Sejak kekalahan dalam pertempuran Wina itu, kerajaan Usmani juga menyadari akan kemundurannya dan kemajuan barat. Usaha-usaha pembaharuan mulai dilaksanakan dengan mengirim duta-duta ke negara-negara Eropa, terutama Prancis, untuk mempelajari suasana di sana dari dekat.
D. Bangkitnya Nasionalisme di Dunia Islam dan Timbulnya Gerakan Partai yang Memperjuangkan Kemerdekaanya, Negaranya
Benturan-benturan antara Islam dan kekuatan Eropa telah menyadarkan umat Islam bahwa, mereka jauh tertinggal dari Eropa yang pertama merasakan hal di antaranya, Turki Usmani, karena kerajaan-kerajaan ini yang pertama dan utama menghadapi kekuatan Eropa.
E. Kemerdekaan Negara-negara Islam dari Penjajahan
Munculnya gagasan nasionalisme yang diikuti dengan berdirinya partai-partai politik merupakan modal utama umat Islam dalam memperjuangkan untuk mewujudkan negara merdeka yang bebas dari politik Barat. Dalam kenyataanya, memang partai-partai itulah yang berjuang melepaskan diri dari kekuasaan penjajah. Perjuangan mereka biasanya terwujud dalam beberapa bentuk kegiatan, seperti 1) Gerakan Politik, baik dalam bentuk diploma maupun perjuangan bersenjata dan 2) Pendidikan serta propaganda dan dalam rangka mempersiapkan masyarakat menyambut dan mengisi kemerdekaan itu.

• Islam di Indonesia; Zaman Modern dan Kontemporer
A. Gerakan Modern Islam: Asal-usul dan perkembangan
Pembaharuan dalam Islam atau gerakan modern Islam merupakan jawaban yang ditunjukan terhadap krisis yang dihadapi umat Islam pada masanya. Kemunduran progresif kerajaan Usmani yang merupakan pemangku khilafah Islam, setelah abad ke tujuh belas, telah melahirkan kebankitan Islam di kalangan warga Arab di pinggiran Imperium itu. Yang terpenting di antaranya adalah Gerakan Wahabi, sebuah gerakan reformasi puritanis (salafiyyah). Gerakan ini merupakan sarana yang menyiapkan jembatan ke awal perubahan Islam abad ke-20 yang bersifat Intelektual.



B. Perjuangan Kemerdekaan Umat Islam
1. Masa Kolonial Belanda
Nasionalisme dalam pengertian politik, baru muncul setelah H. Sumanhudi menyerahkan tampuk pimpinan SDI paa bulan Mei 1912 kepada Hos Tjokrominoto yang mengubah nama dan organisasi serta memperluas ruang gerakan.
C. Organisasi Politik dan Organisasi Sosial Islam dalam Suasana Indonesia Merdeka.
D. Kebangkitan Baru Islam di Masa Orde Baru
Meskipun umat Islam merupakan 87 % penduduk Indonesia. Ide negara Islam secara terus menerus dan konsisten ditolak. Bahkan, partai-partai Islam, kecuali diawal pergerakan Nasional, mulai dari masa penjajahan hingga masa kemerdekaan. Selalu mengalami kekalahan. Malah dengan pembaharuan politik bangsa serang ini.



PENUTUP

Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab At-hadha Roh al-Islamiyyah. Kata Arab ini sering juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kebudayaan Islam.
Memang sulit menentukan pembabakan sejarah Islam di Indonesia karena wilayah cukup luas sehingga perkembangan sejarah antara suatu daerah dengan daerah lain berbeda-beda. Jadi bagaimana kita dalam menyingkapi adanya perbedaan-perbedaan itu. Tapi sebenarnya dari semua itu mempunyai tujuan yang sama.









DAFTAR PUSTAKA

Azra Az Yumardi, Nusantara Islam, Bandung; Penerbit Mizan, 2002.
Sodian Ali, Abdurrahman Dudung dkk. Sejarah Peradaban Islam, Yogyakarta: Penerbit LESFI, 2004.
Yatim Badri, MA, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, t.th.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar