Rabu, 03 Juni 2009

TOBATNYA SANG PEMBURU
(ahmad Badrudin, Sebuah novel drama)
Serial DRAMA Santri MADIN Bani Malik untuk HAFLAH ke-4, 7 Juni 2009

Dalam sebuah desa terpencil di lereng gunung Slamet, terdapatlah seorang pemuda pemburu hewan-hewan hutan lereng gunung Slamet yang terkenal sangat mahir menggunakan panahnya. Jarang sekali anak panahnya meleset dari sasaran buruannya kala ia sudah beraksi dengan buruannya. Tetapi kemahirannya ini sangat di sayangkan, karena dalam desa tersebut ia adalah satu-satunya penduduk yang masih menyembah POHON yang di anggap sebagai tuhannya.
Pada suatu hari, disaat matahari mulai menyingsing, pemuda pemburu sedang asyik mengintai buruannya di tengah hutan lebat yang dipenuhi dengan berbagai jenis tumbuhan, tiba-tiba ia dikejutkan oleh suara seorang wanita tua yang meminta tolong,……………….

Wanita: tolong….tolong……tolong…….tooooooolooooong…….

Sang pemuda pemburu pun terkejut dan sangat ketakutan, ia berfikir, bagaimana mungkin dalam hutan yang begitu lebat ada orang lain selain dirinya, apalagi itu adalah seorang wanita,……….tiba-tiba…..
Wanita: tolonglah aku wahai pemuda…..tolonglah aku…….

Kembali pemuda pemburu pun terkejut bukan alang kepala, karena wanita itu telah tahu dirinya,ia pun menarik kembali anak panahnya yang telah siap meluncur pada sasaran buruan seekor kijang di balik pohon yang tak jauh darinya. Dengan perasaan yang masih berdebar-debar, Ia pun menoleh kekanan dan kekiri mencari sumber suara tersebut…..

Pemuda: aaneh…kenapa hatiku berdebar-debar seperti ini ? padahal selama ini hidupku selalu dihutan, sudah banyak aku hadapi berbagai tantangan binatang- binatang besar dan buas sekalipun, tetapi saat aku mendengar suara wanita tua itu, kenapa nyaliku begitu ciut ya? Ah….persetan, tapi dimana wanita itu? (sambil mencari di balik semak-semak hutan)
Setelah begitu lama ia mondar-mandir mencari sumber suara, Pemuda pemburu pun kebingungan, karena ia tidak menemukan wanita tua tersebut, akhirnya,…ia pun kembali mengambil sebuah anak panah dan memasang pada busurnya, ia pun kembali mengintai buruannya…….tetapi tiba-tiba…..

Wanita: hai pemuda kafir…..sampai kapan kau akan mempertahankan kekafiranmu?
Karena kaget mendengar suara itu kembali, pemuda pemburu pun terjatuh, dengan tanpa sadar…anak panah yang ada pada busurnya mengenai kakinya sendiri….ia tak tahu akan semua itu, karena sangat kaget dengan suara tanpa rupa tersebut, ia pun pingsan…..
Sementara itu, para penduduk lereng gunung slamet yang setiap harinya merumput untuk makan ternaknya, mulai berduyun-duyun memasuki hutan, ada yang hanya sebatas di pinggir hutan, dan ada yang berani sampai ketengah hutan, adalah SARTO, BEJO, dan TRIMO, ketiganya merupakan penduduk yang terkenal pemberani masuk sampai ketengah hutan…….

Sarto: Bejo dan Trimo…..untuk ngrumput kita hari ini kita masuk ketengah, kebetulan aku tahu tempat yang rumputnya bagus, kayaknya dengan rumput-rumput yang hijau subur seperti itu ternak-kita akan cepat gemuk geh……
Bejo : kita-kita si ngikut kakang aja….mau di pinggir atau ditengah itu terserah kakang, ya kan Mo?.......
Trimo: bener apa yang dikatakan kang Bejo, aku sebagai yang paling muda ngikut aja, asalkan itu baik dan tidak melanggar syari'at islam….
Sarto : waah….kakang bangga niih…punya adik-adik seperguruan seperti kalian, ee….ngomong-ngomong kita dah mulai masuk ketengah hutan niih……ayo bismillah kita mulai…..

Ketiganya pun mulai merumput, dengan sedikit demi sedikit, sasakan rumput tersebut dimasukan kedalam karung bawaan masing-masing…..disaat Trimo sedang asyik menyasak rumput, tiba-tiba…

Trimo: Astaghfirullah hal 'adzim…kang Sarto kang Bejo….lihat di depan? Bukankah itu manusia?
Sarto: Masya Allah,…benar, itu manusia, ayo kita tolong…..

Ketiganya pun mendekati sosok manusia yang tergeletak didepannya yang tak lain adalah pemuda pemburu, setelah dekat, sontan ketiganya pun kaget bukan alang kepalang…..

(Bertiga): TARMIN…..

Bejo: coba cek nadinya Mo….apa dia masih hidup?
Trimo: (sambil meraba pergelangan tangan Tarmin) masih kang….ia hanya pingsan, coba tolong kang Bejo cari ramuan untuk menghentikan darah, dan kang Sarto mencabut anak panahnya….



Keduanya: (dengan gesit) beres…
Trimo: ayo kang Sarto….cabut sepontan….
Sarto: (dengan menahan nafas) bismillahirrahmanirrahim…….
Bejo: waah….sepertinya kaya senjata makan tuan ya? Tetapi, semoga Allah masih melindunginya…..(sembari mengoleskan ramuan lalu membungkus lukanya)….

Ketiga perumput itu pun telah selesai dengan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan(PPPK)nya, kemudian langkah selanjutnya mereka berusaha menyadarkan Tarmin dengan menciumkan jenis rumput yang berbau di hidungnya…., dan tak lama kemudian, TARMIN pun siuman…..
Trimo: lihatlah….dia mulai siuman….
Keduanya: Alhamdulillahi Rabbil 'Alamiin…..
Tarmin: (dengan suara keras) tidaaaaaak…..pergi kamu……..
Ketiganya pun sontan kaget……tetapi mereka berusaha tenang sembari membaca Istighfar…..
Sarto: tenang Tarmin, ini kami, teman-temanmu……
Trimo: iya Min…aku TRIMO, ini kang SARTO dan kang BEJO

Ingatan Tarmin pun mulai pulih, ketika pelan-pelan ia mulai mengenali siapa yang ada di sampingnya….
Tarmin : (dengan suara yang lemah) kenapa kalian bisa berada di sini dan menolongku?
Bejo: kebetulan kami bertiga sedang merumput, tiba-tiba kami menemukanmu tergeletak pingsan disini, sebenarnya ada apa Min? kok..kamu bisa seperti ini?.... ( sambil berusaha mendudukan Tarmin)
Tarmin: (mulai bisa bicara dengan jelas) ceritanya begini……saat aku sedang asyik membidik buruanku, tiba-tiba aku mendengar suara permintaan tolong seorang wanita tua, aku pun kaget dan merasa takut, padahal selama aku menjadi pemburu selama ini aku tak takut pada siapapun, tetapi waktu aku mendengar suara wanita itu, nyaliku tiba-tiba menjadi ciut, kemudian datang suara itu untuk yang kedua kalinya, aku tarik lagi anak panahku dan aku cari sumber suara itu tetapi tidak ketemu, dengan perasaan yang masih bertanya-tanya, aku lanjutkan perburuanku dengan kembali ku pasang anak panah pada busurku, kemudian kembali mulai ku cari sasaran buruan, akan tetapi aku kembali di kejutkan dengan suara wanita itu lagi, dia bilang: " hai pemuda kafir….sampai kapan kau akan mempertahankan kekafiranmu?" saat itulah kekagetan dan ketakutanku sudah memuncak sehingga akupun tak menyangka kalo anak panahku mengenai diriku sendiri…….



Bejo: (sambil berfikir) suara wanita….yang mengatakan "hai pemuda kafir"….aku jadi ingat kata guruku, sejatinya manusia itu memiliki fitroh untuk mengakui adanya tuhan, hal itu bisa dibuktikan ketika seseorang dilanda ketakutan yang sangat, nurani terdalamnya akan mengakui adanya kekuatan lain yang menguasai dirinya….

Sarto: maaf Tarmin…kalau boleh bertanya, apa kamu sekarang masih percaya kalau pohon besar itu memiliki kekuatan yang akan membantu manusia dalam memenuhi keinginannya?
Tarmin: sebenarnya aku sendiri sering berfikir, alangkah bodohnya aku sebagai manusia yang di beri akal, mengabdi kepada pohon yang bisa saja roboh diterpa angin atau mati karena kemarau, bahkan kadang aku tertawa sendiri kalau ingat pohon yang aku sembah itu bisa di gergaji lalu di potong dan kemudian di buat menjadi kursi, lalu aku duduki….alangkah lemahnya tuhan yang aku sembah? alangkah bodohnya aku menyembah barang yang aku duduki setiap hari…..
Trimo: aku berpendapat,….suara itu sebenarnya datang dari dalam dirimu sendiri Min….yang seolah menjelma menjadi suara wanita tua,…aku kira, kamu sudah diberi HIDAYAH untuk segera bertaubat kepada Allah..tuhan sang pencipta alam semesta, yang maha kuat dan tidak akan mati selamanya…..
Tarmin: apakah itu tuhan yang kalian sembah? Tetapi kok Dia tidak kelihatan?
Bejo: memang…. Allah tidak akan bisa di lihat dengan mata dhohir kita, karena kita tidak akan mampu melihatnya saat kita di dunia, tetapi atas izin-Nya kita akan bisa melihat-Nya di akhirat kelak…dan untuk sekarang kita cukup mempertebal keyakinan bahwa dengan adanya alam ini, merupakan bukti adanya Allah…tanpa adanya Allah, alam ini tidak mungkin terwujud…..
Sarto: tafakkaru fi kholqillah wala tafakkaru fi dzatillah, berfikirlah atas keagungan ciptaan Allah dan janganlah berfikir tentang Dzat Allah….
Tarmin: alangkah indahnya keyakinan kalian, begitu agungnya Tuhan kalian, bahkan Dia yang menciptakan semua alam ini, sementara tuhanku…..dia di tanam oleh manusia, di tebang manusia, atau bahkan roboh oleh angin, lalu di jadikan kursi, lalu aku duduki…..hahahaha……….Tarmin!! alangkah bodohnya kau!!!(sambil menunjuk dirinya sendiri)….
Kawan,….kalau begitu…bimbinglah aku untuk ikut kedalam keyakinan yang kalian yakini mulai sekarang juga…..






Bertiga: Alhamdulillahi rabbil 'alamin
Trimo: kang Sarto,… sebagai kakak yang paling tua…silahkan kakang bimbing Tarmin untuk bersyahadat
Sarto: baiklah….Tarmin….ikuti kata-kataku,….Asyhadu anLaailaahaIllallah
Tarmin : Asyhadu anLaailaahaIllallah
Sarto: Wa asyhadu anna MuhammadarRasulullah
Tarmin: Wa asyhadu anna MuhammadarRasulullah
Bertiga: (berhamdalah bersama)

Setelah ikrar dua kalimat syahadat tersebut, mereka bertiga kembali meneruskan pekerjaan merumputnya masing-masing, sementara Tarmin yang masih merasakan sakit dikakinya hanya menonton mereka merumput, sembari mengucapkan banyak istighfar, kalimat permohonan ampun kepada Allah yang baru saja di ajarkan oleh Trimo…..Setelah mereka bertiga selesai merumput, mereka berempat pun pulang, Tarmin yang masih berjalan tertatih-tatih, berada di depan sendiri yang di ikuti oleh Trimo, Sarto, dan Bejo…

Sementara itu, dalam sore harinya, para remaja putri, desa Lereng Gunung Slamet tersebut berbondong-bondong pergi ke masjid guna memenuhi kewajiban mulia, mencari ilmu…
Ari: teman-teman…ada kabar gembira nih…
Eva: kabar gembira apaan Ar?
Ari: itu loow…kang Tarmin, tetangga sebelah rumahku, telah masuk islam…..
Ani: kamu tahu dari siapa Ar?
Ari: kakakku yang cerita….
Della: waaah…..alhamdulillahi rabbil 'alamin, kang Tarman telah masuk islam?kamu ga bohong kan Ar ?
Ari: bener….kakakku sendiri yang meng-islam-kannya
Nia: kalau begitu, Yu Erin akan tambah semangat doong kemasjidnya?
Erin: apa hubungannya? Aku rajin ke masjid karena kang Tarmin masuk islam…
Nia: kan nia denger kalau kang Tarmin itu,..calon yayuknya yu Erin….
Meisia: yu Erin jangan pura-pura nutup-nutupin laah? Kita-kita udah denger kok,…kalau yundamu itu suka sama kang Tarmin, cuman…yundanya Yu Erin masih mikir-mikir karena waktu itu kan kang Tarmin belum islam….
Erin: sudah-sudah….masalah itu bukan urusan kita, yang jelas kita dah nyampe masjid, tugas kita sekarang adalah mengaji sementa kita belum ambil air wudhu kan?






Mereka bertujuh tersadar, kalau mereka sudah sampai di depan masjid, akhirnya mereka pun terdiam dan mulai disibukkan dengan mengambil air wudhu,…
Setelah mereka selesai berwudhu, mereka langsung menuju serambi masjid, kembali muthola'ah pelajaran kemarin, sembari menunggu pak ustad Zaki datang mengajar….

Ust Rikhi: assalamu'alaikum talamidzii…..
Santri: wa'alaikum salam wr wb ustadz…..
Ust Rikhi: toyyib….hadzal yaum sa nata'allam lughotal 'arobiyyah, artinya , hari ini kita akan belajar bahasa Arab, fahimtum….
Santri: fahimnaa…..
Ust Rikhi: toyyib…al an…iftahu kitabakum….. sa aktub 'anil islam…..,fahimtum?
Eva: maaf ustazd….saya belum maksud dengan apa yang ustadz katakan, harap ustadz mencampurnya dengan bahasa indonesia biar kami dapat memahaminya dengan baik,…
Santri: benar ustadz…..
Ust Rikhi: baiklah, sekarang buka buku kalian semua, dan kita akan belajar tentang ISLAM….,
Deni: (tunjuk jari)
Ust Rikhi: iya Deni, ada usul?
Deni: berkaitan dengan ISLAM, alhamdulillah hari ini kita bersyukur dengan islamnya teman kita, kang Tarmin…..
Santri: (agak rame) benar ustadz,,…
Ust Rikhi: alhamdulillahi rabbil 'alamin,… itulah para santri semua….kalau Allah telah berkehendak memberikan hidayah kepada hambanya, tiada satu makhluk-Nya pun yang mampu untuk menghalanginya, termasuk Tarmin sendiri,…ia tak mampu mempertahankan keyakinannya untuk selalu menyembah POHON, karena Allah swt menyayanginya yang akhirnya hidayahpun diturunkan kepadanya…nah sekarang….kita yang sudah terlanjur ISLAM, kita harus terus selalu memohon kepada Allah agar ditetapkan IMAN dan ISLAM kita, jangan sampai kita melakukan SYIRIK yang akan menjadikan kita tidak di ampuni Allah, salah satunya dengan cara seperti ini….kita terus dan terus mengaji untuk menambah pengetahuan tentang ke-islaman, dan setelah kita tahu sedikit demi sedikit, kita diwajibkan untuk mengamalkannya….karena waktu telah sore marilah kita berdoa bersama-sama,

Kedung Paruk 10 april 2009






ASSALAMU'ALAIKUM WR WB

Hadirin yang berbahagia, sebentar lagi kita akan menyaksikan sebuah adegan yang insyaAllah begitu menarik, yang semoga akan dapat menggugah hati kita, bahwa sebenarnya santri-santri TPQ Bani Malik sebenarnya memiliki potensi yang bagus dalam ranah ilmu pengetahuan dan kecakapan. Oleh karena itu para hadir yang kami mulyakan, marilah kita bersama ikuti dengan seksama, penampilan sebuah drama religius yang berjudul TOBATNYA SANG PEMBURU , yang akan dimainkan oleh…………
1. Zaki sebagai Tarmin
2. Aji sebagai Sarto
3. Safril sebagai Bejo
4. Dika sebagai Trimo
5. Deni
6. Rikhi
7. Ari
8. Eva
9. Ani
10. Della
11. Nia
12. Erin
13. Meisia

Pengantar Drama: Nurul dan Wiwin















SAHABAT SEJATIKU

Ku ada sebagai musafir
Terlahir tiada busana
Hanya jerit tangis kemampuanku
Yang mampu ku ungkapkan
Sebagai awal beratnya rasa perjuangan
Memikul amanah
Memanfaatkan telinga, mata, hati
Untuk belajar
Sebagai tanda syukur
Akan ciptaan-Nya

Ya Allah
Atas kuasaMu ku tlah mendengar
Atas kuasaMu ku tlah melihat
Atas kuasaMu ku mampu berfikir
Jadikan langkah kakiku
UntukMu
Mencari ridhoMu

Bani Malik
Ya…..TPQ Bani Malik
Denganmu ku berproses
Disini kutemukan ilmu
Disini kutemukan SAHABAT SEJATIku

Allahu Akbar……..

Kedung Paruk, Selasa 28 April 2009 pkl 20:14 WIB

2 komentar:

  1. membuat cerpen untuk drama haflah ke 4 saat itu terasa mudah & mengalir. namun seiring bertambahnya usia dan kreativitas menulis kurang. jadi dedel nih otak
    allohummaftah lana hikmataka ya robbi

    BalasHapus
  2. oya ada yg lupa kan...makasih buat mas zen alfonso atas penitipan tulisanku ini..di rawat bloge mas bro..yakusa

    BalasHapus